Bagianhadis yang diteliti meliputi sanad dan matan hadis. Penelitian sanad lazim disebut dengan istilah naqd as-sanad (kritik sanad) atau an-naqd al-kharijiy (kritik ekstern) sedangkan penelitian matan lazim dikenal dengan istilah naqd al-matan (kritik matan) an-naqd ad-dakhiliy (kritik intern).11 Ulama hadis telah menjelaskan kaidah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-qur’an adalah petunjuk kehidupan semua umat islam. Tidak hanya al-qur’an saja tetapi umat muslim juga memerlukan penjelasan dalam menerapkan kebaikan di dunia dan diakhirat terutama dari perilaku baik Nabi Muhammad SAW yang merima wahyu. Penjelasan-penjelasannya bisa dari perbuatan dan pengucapannya yang akan diriwayatkan dan dibukukan, yaitu keilmuan islam yang disebut dengan hadis. Dengan demikian hadis ini menepati posisi kedua setelah Al-qur’an. Hadis ini memang berbeda dari al-qur’an. Semua ayat-ayat Al-qur’an diturunkan secara mutawatir, tetapi pada hadis diriwayatkan dari perbuatan dan pengucapan maupun pernyataan atau pengakuan dari Nabi, Sahabat Nabi dan hadis juga membutuhkan penelitian dengan cara mengetahui struktur hadis yaitu matan, sanad, dan mukharrij rawi, tiga unsur tersebut itulah terpenting dalam sebuah hadis Nabi. Untuk itu dalam pembahasan makalah ini kami akam menyajiakan bahan diskusi kami yang berjudul Struktur Hadis Sanad, Matan dan Mukharrij Rawi. Kami akan memaparakan pengertian dari Sanad, Matan, dan Mukharrij beserta contohnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Sanad dan berikan contohnya? 2. Apa pengertian dari matan dan berikan contohnya? 3. Apa pengertian dari mukharrij rawi dan berikan contonya? C. Tujuan Penulisan 1. Agar dapat mengetahui pengertian dari sanad dan contohnya. 2. Dapat memahami pengertian dari matan dan contohnya. 3. Dapat memahami pengertian dari mukharrij dan contonya. BAB II PEMBAHASAN A. SANAD 1. Pengertian Sanad Sanad menurut bahasa artinya “Sandaran”, atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran. Maksudnya adalah jalan yang bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi yang meriwayatkan matan hadis dan menyampaikannya. Sanad dimulai dari rawi yang awal sebelum pencatat hadis dan berakhir pada ran sebelum Rasulullah SAW yaitu Sahabat. Dikatakan demikian, karena suatu hadis bersandar kepadanya. Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakan, diantaranya adalah a. As-suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41, menulis اَ لإِخْبَارُعَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ “Berita tentang jalan matan”. b. Mammud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَا لَ الْمُوْصِلَةِ اِليَ الْمَتَنِ “Silsilah para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis”.[1] Di dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahi atau dhaifnya suatu hadis. Tidak sembarangan orang bisa meriwayatkan suatu hadis, hanya orang-orang tertentu saja itupun harus memenuhi syarat-syarat agar dapat meriwayatkan suatu hadis yaitu diantaranya Para membawa hadis harus lah adil, taqwa, tidak fasid, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang tinggi. Sanadnya bersambung dari suatu periwat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama maka sanadnya dinilai shahih. Tetapi apa bila dari salah satu persyartan tersebut orang itu fasid maka hadis itu disebut dhaif palsu. 2. Contoh Sanad حَدَّثّنَا مُحَمَّدُبْنُ الْمُثَنَّى قَالَحَدَّثَنَا عَبْدُالْوَهَّا بِ الثَّقَفِى قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوْبُ عَنْء أَبِي قِلَ بَةَ عَنْ اَنَّسْ النَبِّى رسول الله عليه قَالض ثَلاَ ثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِوَجَدَحَلاَ وَةَالإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ الله ورسو لُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّاسِوَاهًمَا,وَاَنْ يُحِبَّ الْمَرْأَلاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ, وُأَنْ يُكْرِهَ أَنْ يَعُوْدَفِى الكُفْرِكَمَا يَكْرَهُ أَنْ يَقْذِفَ فِى النَّا رِ رواهالبخارى “Telah memberitahu kepadaku Muhammad Ibn al-Mutsana, ia berkata Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi mengabarkan kepadaku, ia berkata Telah bercerita kepadaku Ayyub atas pemberitaan Abi Qilabah dari Anas dari Nabi SAW sabdanya Tiga perkara, yang barang siapa mengamalkannya niscaya memperoleh kelezatan iman, yaitu 1 Allah dan Rasul-Nya hendaknya dicintai daripada selainnya, 2 Kecintaan kepada seseorang, tidak lain karena Allah semata-mata, 3 Keengganan kembali kepada kekufuran, seperti keinginannya dicampakkan keneraka. HR. Bukhari.[2] Dari hadis diatas dapat dijelaskan 1. Matan hadinya dimulai dengan kata-kata tsalatsun sampai dengan an yuqdzafa finnar. 2. Hadis diatas diterima Imam Bukhari melalui sanad-sanad. a. Muhammad Ibn Al-Mutsanna Sanad pertama b. Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi Sanad kedua c. Ayyub Sanad ketiga d. Abi Qilabah Sanad keempat e. Anas Ra Sanat kelima, hingga sampai kepada Nabi SAW. Dalam hal ini dapat pula dikatakan bahwa sabda Nabi SAW diatas disampaikan oleh a. Anas Ra Sebagai Rawi pertama b. Abu Qilabah Rawi kedua c. Ayyub Rawi ketiga d. Ats-tsaqafi Rawi keempat e. Muhammad Ibnu Mutsanna Rawi kelima f. Hingga sampai Imam Bukhari sebagai rawi terakhir. Sehinnga Imam Bukhari merupakan sanad pertama dan rawi terakhir bagi kita.[3] B. MATAN 1. Pengertian Matan Kata “Matan” atau “al-matn” menurut bahasa berarti ma irtafa’a min al-ardhi tanah yang meninggi. Sedangkan menurut istilah adalah a. Menurut muhammad at-Thahan مَايَنْتَهِى إِلَيْهِ السَّنَذُمِنَ الْكَلاَمِ “Suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”. b. Atau dengan redaksi lain menurut Ajjaj al-khatib اَلْفاظُ الحَدِيْث اَلَّتِى تَتَقَوَّمُبِهَامَعَانِيْهِ “Lafaz-lafaz hadis yang didalamnya mengandung makna-makna tertentu”. Dari semua pengertian diatas menunjukkan, bahwa yang dimaksud dengan matan adalah materi atau lafaz hadis itu sendiri. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karena dari matan tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari Sahabat Nabi tentang Nabi baik itu tentang syariat ataupun lainnya.[4] 2. Contoh Matan كنا نصلى مع رسوالله صلعم في شدةاكحر,فإذالم يستطع أحذناأن يمكن جبهته من الأرض فبسطثو به فسجدعليه “Kami shalat bersama-sama Rasulullah SAW pada waktu udara sangt panas. Apabila salah seorang dari kami tak sanggup menekankan dahinya diatas tanah, maka ia bentangkan pakaiannya lantas sujud diatasnya”.[5] Dari penjelasan hadis diatas dapat disimpulkan bahwa matan adalah tempat suatu berita atau materi baikm itu ucapan Nabi maupun Sahabat Nabi. C. Mukharrij Rawi 1. Pengertian Mukharrij rawi Mukharrij artinya yang mengeluarkan. Tiap-tiap orang yang mengeluarkan atau mencatat hadis. Mukharrij yaitu orang yang telah menukil atau mencatat sesuatu hadis pada kitabnya. Didalam Suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut.[6] 2. Contoh Mukhariij Pada hadis yang pertama di contoh sanad yang disebut dengan mukharrij pada nama bagian yang terakhir yaitu HR. Bukhari. Adapun contoh lain yaitu Ibnu Malik, Mutafa’ Alaih, HR Abu Daud dan Majah, HR Tirmidzi dan lain-lain. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sanad adalah sandaran suatu hadis. Jalannya sanad bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi, dari rawi yang pertama sampai kepada rawi yang terakhir yaitu Sahabat Nabi. Matan adalah materi atau lafaz hadis yang mengandung makna. Posisi matan dalam hadis sangatlah penting karena dari matan tersebutlah adanya berita Nabi atau berita dari Sahabat Nabi tentang Nabi, baik itu tentang syariat ataupun lainnya. Mukhrrij adalah orang yang mengeluarkan suatu hadis. Biasanya disebutkan pada bagian yang terakhir suatu hadis. DAFTAR PUSTAKA Solahudin Agus dan Suyadi Agus. 2008. Ulumul Hadis. Bandung Pustaka Setia. Tzzan Ahmad dan Nur Saifudin. 2011. Ulumul Hadis. Bandung Buahbatu. Suparta Munzier. 2013. Ilmu Hadis. Jakarta Rajawali Press. [1] Agus Solahudin, dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis Pustaka Setia, 2008 hlm. 89 [2] Agus Solahudin, dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis Pustaka Setia, 2008 [3] Munzier Saputra, Ilmu Hadis Rajawali Press, 2013 [4] Munzier Saputra, Ilmu Hadis Rajawali Press, 2013 [5] Ahmad Tzzan, dan Saifudin Nur, Ulumul Hadis Buahbatu, 2011 [6] Munzier Saputra, Ilmu Hadis Rajawali Press, 2013

Dengankata lain penelusuran hadis dilakukan pada sumber buku aslinya, di mana pada sumber tersebut dikemukakan sanad dan matan hadis yang bersangkutan7. Secara bahasa, takhrīj berasal dari lafal al-khurūj yang fi'il māḍinya kharaja-yakhruju, yang berarti al-ẓuhūr wa al-bayān, baraza (tampak, 5 Abdullah ibn Abbas, Tanwir al-Miqbas

PresentationPDF Available AbstractHadis memiliki 3 komponen yang terdiri dari unsur sanad sebagai jalannya perawi hadis, matan sebagai isi redaksi dari suatu hadis dan mukhorij perawi terakhir yang membukukan hadis dan menuliskan dalam kitabnya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
STRUKTURHADIS: SANAD, MATAN, DAN MUKHARRIJ (RAWI) DAN CONTOHNYA. BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Al-qur'an adalah petunjuk kehidupan semua umat islam. Tidak hanya al-qur'an saja tetapi umat muslim juga memerlukan penjelasan dalam menerapkan kebaikan di dunia dan diakhirat terutama dari perilaku baik Nabi Muhammad SAW yang merima

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan mukharrij rawi. Berikut ini contoh hadits yang memuat ketiga unsur tersebut. Artinya “Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al-Qaisi, katanya telah menceritakan kepadaku Abu Hisyam al-Mahzumi dari Abu al-Wahid, yaitu Ibnu Ziyad, katanya telah menceritakan kepadaku Utsman bin Hakim, katanya telah menceritakan kepadaku Muhammad bin al-Munkadir dari Amran, dari Usman bin Affan ia berkata Barang siapa yang berwudhu dengan sempurna sebaik-baik wudhu, keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya’.” Muslim Dari nama Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’il Qaisi sampai dengan Usman bin Affan adalah sanad hadits tersebut. Mulai kata man tawadda’ sampai kata tahta azfarih, adalah matannya, sedangkan Imam Muslim yang dicatat di ujung hadits adalah perawinya, yang disebut juga mudawwin. B. Identifikasi Masalah 1. Sanad Hadits 2. Matan Hadits 3. Mukharrij 4. Kedudukan Sanad dan Matan Hadits C. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sanad hadits? 2. Apa yang dimaksud dengan matan hadits? 3. Apa yang dimaksud dengan Mukharrij? 4. Bagaimana kedudukan sanad dan matan di dalam hadits? BAB II PEMBAHASAN A. Sanad Hadits 1. Pengertian Sanad Hadits Secara harfiah kata sanad berarti sandaran, pegangan mu’tamad. Sedangkan definisi terminologisnya ada dua sebagai berikut 1. Mata rantai orang-orang yang menyampaikan matan. 2. Jalan penghubung matan, yang nama-nama perawinya tersusun. Jadi, sederet nama-nama yang mengantarkan sebuah hadits itulah yang dinamakan sanad, atau dengan sebutan lain sanad hadist. Sanad ialah rantai penutur/perawi periwayat hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya kitab hadits hingga mencapai Rasulullah SAW. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Contoh Musaddad mengabari bahwa Yahya sebagaimana diberitakan oleh Syu’bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW beliau bersabda “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri”. Bukhari. Maka sanad hadits bersangkutan adalah Al-Bukhari >Musaddad > Yahya > Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW. Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur/perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya, lapisan dalam sanad disebut dengan thaqabah. Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap thaqabah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut, hal ini dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi hadits. Jadi yang perlu dicermati dalam memahami Al Hadits terkait dengan sanadnya ialah - Keutuhan sanadnya - Jumlahnya - Perawi akhirnya Sebenarnya, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan ilmu pengetahuan lainnya. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadits-hadits nabawi. 2. Isnad, Musnid, dan Musnad a. Isnad Dari segi bahasa, isnad berarti mengangkat hadist hingga pada orang yang mengucapkannya. Isnad merupakan bentuk atau proses. Sedangkan sanad adalah keadaannya. Namun demikian, sebagian dari ahli hadits menyatakan bahwa kata isnad bermakna sama dengan kata sanad, yakni merupakan jaring periwayatan hadits. Menurut Ibn al-Mubarak, isnad termasuk bagian dari agama, seandainya tidak ada isnad niscaya orang akan berbicara sembarang, menurut apa maunya. b. Musnid Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadits dengan sanadnya, baik mempunyai ilmunya maupun tidak kecuali ia mengisnadkan hadits seorang diri. c. Musnad Adapun musnad adalah materi hadits yang diisnadkan. Dalam pengertian istilah, kata musnad mempunyai tiga makna, yaitu 1 Kitab yang menghimpun hadits sistem periwayatan masing-masing shahabat, misalnya Musnad Imam Ahmad; 2 Hadits marfu’ yang muttashil sanadnya, maka hadits yang demikian dinamakan hadits musnad; 3 Bermakna sanad tetapi dalam bentuk Mashdar Mim. B. Matan Hadits Secara harfiyah matan berasal dari bahasa Arab matn yang berarti apa saja yang menonjol dari permukaan bumi, berarti juga sesuatu yang tampak jelas, menonjol, punggung jalan atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke atas, matnul-ard berarti lapisan luar/kulit bumi, dan yang berarti kuat/kokoh. Sedangkan menurut peristilahan Ilmu Hadits, al-Badr bin Jama’ahmemberikan batasan pengertian matan yakni - Matan adalah redaksi kalam yang berada pada ujung sanad. - Matan adalah kata-kata redaksi hadits yang dapat dipahami maknanya. Matan hadits juga disebut dengan pembicaraan atau materi berita yang diover oleh sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rasulullah SAW, sahabat ataupun tabi’in. Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi atau perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi SAW. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matan adalah redaksi atau teks bagi hadist. Dari contoh sebelumnya makamatan hadits bersangkutan ialah "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri" Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam mamahami hadist ialah ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan, matan hadist itu sendiri dalam hubungannya dengan hadist lain yang lebih kuat sanadnya apakah ada yang melemahkan atau menguatkan dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran apakah ada yang bertolak belakang atau tidak. Selama sejarah kehaditsan, konsep ajaran yang dibawa oleh Rasul hampir semuanya dinarasikan/dibahasakan kembali oleh para sahabat dengan Faqahah dan skill kebahasaan mereka masing-masing, tak terkecuali hadits qauli yang selanjutnya diteruskan oleh generasi sesudahnya dengan kapasitas yang beragam dan sangat personal. Sehingga dapat dimaklumi jika lafazh yang merumuskan konsep ajaran tersebut banyak memiliki redaksi yang berbeda-beda sebagaimana terdokumentasikan dalam berbagai kitab koleksi dan kadang lafazhnya tidak fasih rakikul-lafdh. Seperti itulah riwayah bil-ma’na. Sehingga merupakan kesalahan yang fatal jika seseorang mengkulturkan lafadh matan dan menganggapnya sakral. Karena hadits sangatlah berbeda dengan al-Qur’an yang qath’iyyuts-tsubut sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah dalam surat al-Hijr ayat 9 tentang keterjaminan otentisitas al-Qur’an baik dari segi teks maupun substansi doktrinalnya. Tata letak matan dalam struktur utuh penyajian hadits senantiasa berada pada ujung terakhir setelah penyebutan sanad. Kebijakan peletakan itu menunjuk fungsi sanad sebagai pengantar data mengenai proses sejarah transfer informasi hadits dari nara sumbernya. Dengan kata lain, fungsi sanad merupakan media pertanggungjawaban ilmiah bagi asal-usul fakta kesejarahan teks hadits. C. Mukharrij Makna harfiah kata mukharrij yang berasal dari kata kharraja adalah orang yang mengeluarkan. Makna tersebut juga bisa didatangkan dari kata akhraja dengan isin fa’ilnya mukhrij. Menurut para ahli hadits, yang dimaksud dengan mukharrij adalah sebagai berikut Mukhrij atau mukharrij orang yang berperan dalam pengumpulan hadits. Dapat juga didefinisikan Mukharrijul Hadits adalah orang yang menyebutkan perawi hadits. Istilah ini berbeda dengan al-muhdits/al-muhaddits yang memiliki keahlian tentang proses perjalanan hadits serta banyak mengetahui nama-nama perawi, matann-matan dengan jalur-jalur periwayatannya, dan kelemahan hadits. Siapapun dapat disebut sebagai mukharrij ketika ia menginformasikan sebuah hadits baik dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan menyertakan sanadnya secara lengkap sebagai bukti yang dapat dipertanggnung jawabkan tentang kesejarahan transmisi hadits. Yang pasti, mukharrij merupakan perwi terakhir orang yang terakhir kali menginformasikan dalam silsilah mata rantai sanad. Dengan demikian dapat dipahami bahwa apa yang dimaksud denganmukharrij atau mukhrij adalah perawi hadits rawi, atau orang-orang yang telah berhasil menyusun kitab berupa kumpulan hadits, seperti al-Bukhari, Muslim, Malik, Ahmad, dsb. Dalam contoh hadits di atas al-Bukhari adalah seorang mukharrij / mukhrij / rawi bagi sebuah hadits. Setiap orang yang bergelut dalam bidang hadits dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut 1. Al-Talib; adalah orang yang sedang belajar hadits. 2. Al-Muhadditsun; adalah orang yang mendalami dan menganalisis hadits dari segi riwayah dan dirayah. 3. Al-Hafidz; adalah orang yang hafal minimal hadits. 4. Al-Hujjah; adalah orang yang hafal minimal hadits. 5. Al-Hakim; adalah orang yang menguasai hal-hal yang berhubungan dengan hadits secara keseluruhan baik ilmu maupun mushthalahul hadits. 6. Amirul Mu’minin fil hadits; ini adalah tingkatan yang paling tinngi. Menurut syeikh Fathuddin bin Sayyid al-Naas, al-muhaddits pada zaman sekarang adalah orang yang bergelut/sibuk mempelajari hadits baik riwayah maupun dirayah, mengkombinasikan perawinya dengan mempelajari para perawi yang semasa dengan perawi lain sampai mendalam, sehingga ia mampu mengetahui guru dan gurunya guru perawi sampai seterusnya. D. Kedudukan Sanad dan Matan Hadits Kedudukan sanad dalam hadits sangat penting karena hadits yang diperoleh/diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan sanad suatu periwayatan hadits, dapat diketahui hadits yang dapat diterima atau ditolak dan hadits yang shahih atau tidak shahih untuk diamalkan. Sanad merupakan jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam. Para ahli hadits sangat berhati-hati dalm menerima suatu hadits, kecuali apabila mengenal dari siapa perawi hadits tersebut menerima hadits tersebut dan sumber yang disebutkan benar-benar dapat dipercaya. Pada masa Abu Bakar dan Umar periwayatan hadits diawasi secara hati-hati dan suatu hadits tidak akan diterima jika tidak disaksikan kebenarannya oleh orang lain. Ali tidak menerima hadits sebelum orang itu disumpah. Perhatian sanad di masa sahabat, yaitu dengan menghapal sanad-sanad itu dan mereka mempunyai daya ingat yang luar biasa. Maka terpeliharalah sunnah Rasul dari tangan-tangan ahli bid’ah dan para pendusta. Ibn Hazm mengatakan bahwa nukilan orang kepercayaan dari orang yang dipercaya hingga sampai kepada Nabi SAW dengan bersambung-sambung para perawinya adalah suatu keistimewaan dari Allah, khususnya orang islam. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan mukharrij rawi. Sanad ialah rantai penutur/perawi periwayat hadits. Matan adalah redaksi/isi dari hadist. Mukhrij atau mukharrij orang yang berperan dalam pengumpulan hadits. Kedudukan sanad dalam hadits sangat penting karena hadits yang diperoleh/diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan sanad suatu periwayatan hadits, dapat diketahui hadits yang dapat diterima atau ditolak dan hadits yang shahih atau tidak shahih untuk diamalkan. Sanad merupakan jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam. DAFTAR PUSTAKA Solahudin, M. dkk, 2009, Ulumul Hadis. Bandung Pustaka Setia Mudasir, H. dkk, 2008, Ilmu Hadis. Bandung Pustaka Setia Munzier Suparta, 2006. Ilmu Hadis. Jakarta PT RajaGrafindo Persada

2 Matan "Matan" atau "al-matn" menurut bahasa adalah mairtafa'a min al-ardi atau tanah yang meninggi. Sedangkan menurut istilah adalah "kalimat tempat berakhirnya sanad". Berkenaan dengan matan atau redaksi hadits, maka ada beberapa yang perlu dipahami: - Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan.

A. Sanad 1. Pengertian Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah - As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulis الاِخْبَارُ عَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ “Berita tentang jalan matan” - Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَالِ الْمُوْصِلَةِ اِلىَ الْمَتْنِ “Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis.” Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung muttashil, maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. 2. Contoh Sanad حدثنا عبد الله بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه قرأ فى المغرب الطور. رواه البخاري Artinya “memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-Thur pada salat maghrib.” HR. Al-Bukhori Dari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad adalah dimulai dari haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada lafadz An biihi qaala, yang menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan dalam bentuk denah periwayatan hadits di atas . B. Matan 1. Pengertian Kata matan menurut bahasa berarti ما ارتفع وصلب من الارض yang berarti tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya - Menurut Muhammad At Tahhan ما ينتهى اليه السند من الكلام “suatu kalimat tempat berakhirnya sanad” - Menurut Ath Thibbi الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني “lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna” Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya, 2. Contoh matan عن أم المؤمنين عا ئشة رضى الله عنها قالت قال رسول الله , من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. رواه متفق عليه “warta dari Ummu Al Mukminin, Aisyah ra., ujarnya Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’. ” Hr. Bukhori dan Muslim Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulai dengan من أحدث hingga lafadz فهو رد atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’.” C. Mukharrij Kata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il bentuk pelaku dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam Muslim dan begitu seterusnya. Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut disebutkan nama Al-Bukhari رواه البخاري yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telah mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. D. Tabaqat al-Ruwwat Secara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan menurut istilah tabaqat ialah ; قوم تقاربوا في السن والاسناد أوفي الا سناد “Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja” Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikut a. Sahabat dengan berbagai tingkatannya. b. Tabi’in senior seperti Sa’id bin Al-Musayyab c. Tabi’in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirin d. Tabi’in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadah e. Tabi’in yunior seperti Al-A’masy f. Tabi’in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraij g. Tabi’i Tabi’in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsauri h. Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah i. Tabi’i Tabi’in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi’i j. Murid Tabi’i Tabi’in senior seperti Ahmad bin Hambal k. Murid Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhori l. Murid Tabi’i Tabi’in yunior seperti At-Tirmidzi Di antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah tabi’in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak. untuk memudahkan pemahaman tentang tabaqat al-ruwwah berikut ini akan dipaparkan denah thabaqat al-ruwwah menurut Al-Atsqalani TABAQAT AL-RUWWAH MENURUT IBNU HAJAR AL-ATSQALANI E. Hadis Ali dan Nazil 1. Pengertian Dari segi bahasa Ali ialah bentuk isim fa’il dari kata العلو = sesuatu yang tinggi , antonym dari lafadz النزول = rendah dan turun. An-Nazil berasal dari kata An-Nuzul. Tinggi dan rendah dapat berlaku pada suatu tempat atau pada status dan kedudukan. Sedangkan pengertian hadits Ali menurut para ahli hadis ialah; ما قل عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر “suatu hadis yang sedikit jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain” Sedangkan pengertian hadis Nazil menurut ahli hadis ialah; ما كثر عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر “suatu hadis yang banyak jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain” Dari pengertian diatas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan hadis Ali ialah hadis yang jumlah perawinya lebih sedikit, sedangkan yang dimaksud dengan hadis Nazil ialah hadis yang jumlah periwayatnya lebih banyak. Misalnya sanad suatu hadis mencapai 9 orang sementara sanad hadis lainnya hanya 7 atau 5 orang, tentu yang sanadnya hanya 7 atau 5 itu yang disebut dengan hadis Ali dan hadis yang sanadanya mencapai 9 orang yang disebut dengan hadis Nazil. 2. Macam-Macam Hadis Ali Hadis Ali dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut a. Ali mutlak, yaitu hadis yang lebih dekat para perawinya dalam sanad dengan Rasulullah karena lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama. Ali mutlak ini yang paling tinggi diantara macam-macam Ali apabila memiliki sanad yang shahih. b. Ali Nisbi, yaitu hadis yang dekat atau sedikit jumlah perawinya dalam sanad dengan sesuatu tertentu 1 Dekat dengna salah seorang Imam Hadis. 2 Dekat dengan salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat dipedomani. Dalam hal ini ada beberapa macam a Muwafaqah, yaitu jika melalui sanad Syaikh guru salah seorang penghimpun hadis kedalam kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun tersebut. b Badal, yaitu jika melalui sanad Syaikhnya Syaikh gurunya guru salah seorang penghimpun kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun tersebut. c Musawah, yaitu adanya persamaan jumlah isnad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad salah seorang penghimpun hadis ke dalam buku hadis. d Mushafahah, yaitu persamaan jumlah para perawi dalam sanad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad murid salah seorang penghimpun kitab hadis. Dinamakan mushafahah karena pada umumnya kedua belah pihak antara perawi sebuah hadis dengan murid salah seorang penghimpun hadis tersebut berjabat tangan. 3 Ali karena sebagian perawi meninggal terlebih dahulu. Terkadang didapatkan dua isnad yang sama jumlah para perawi dalam sanad, tetapi salah satu sanad terdapat sebagian perawi yang meninggal terlebih dahulu maka ia di hukumi Ali. 4 Ali karena lebih dahulu mendengar. Misalnya dua orang perawi sama-sama mendengar suuatu hadis dari seorang Syaikh. Tetapi salah satunya telah mendengar sejak 60 tahun yang lalu sementara perawi yang satu lagi telah mendengar sejak 40 tahun yang lalu, jumlah perawi dalam sanad sama. Sanad pertama Ali karena lebih dahulu mendengar. 3. Macam-Macam Nazil Hadis Nazil dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut a. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada Nabi. b. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada salah seorang Imam Hadis c. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada satu kitab hadis yang teranggap d. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang menerima dari seorang Syaikh yang kemudian meninggal, juga dari rawi lain yang menerima dari Syaikh itu. e. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang Syaikh, kemudian belakangan rawi itu menerima dari rawi lain yang juga mendengar dari Syaikh itu. Mayoritas ulama menilai hadis Ali lebih utama dari pada hadis Nazil, karena ia lebih jauh dari kemungkinan-kemungkinan cacat. Tujuan ulama mutaqaddimin mengetahui Isnad Ali yang dekat dengan Rasulullah, karena sangat dimungkinkan sedikit kesalahan dibandingkan yang Nazil. 4. Contoh Hadis لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه ووالده وولده والناس أجمعين F. Riwayah Al-Kabir An Ash-Shaghir Yang dimaksud dengan Riwayah al-kabir an ash-shaghir, ialah periwayatan hadis dari seorang rawi yang lebih tua usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau yang lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang guru. KESIMPULAN Dalam suatu hadis ada tiga macam yang istilah yaitu sanad Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis, matan suatu kalimat tempat berakhirnya sanad, dan isi pokok dari hadis tersebut serta mukharrij orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya. DAFTAR PUSTAKA Rahman. Fachur. Ikhtisar Mushthalahu’l Hadis. Bandung Jumantoro. Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta Amzah. 2002 Majid Khon. Abdul. Ulumul Hadis. Jakarta Aksara 2009
a Menurut Shubhi al-Shâlih (1977: 10), sebagian ulama menyamakan khabar dengan hadits, yaitu apa yang datang dari Nabi, baik disandarkan kepada Nabi (marfû'), kepada shahabat (mawqûf), maupun kepada tabi'in (maqthû'). Adapun alasannya, dari segi bahasa arti hadits dan khabar adalah berita.
100% found this document useful 1 vote2K views11 pagesOriginal Titlestruktur-hadisCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote2K views11 pagesStruktur HadisOriginal Titlestruktur-hadisJump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Obyekyang menjadi pusat kajian takhrij adalah sanad dan matan. Sanad sebagai unsur dari struktur hadits harus diteliti karena di samping banyaknya rijal yang terlibat dalam sanad mengundang kemungkinan untuk belum -untuk menghindari perkataan tidak—bisa diterima haditsnya, secara realistis memang di antara para rijal dalam sanad hadits ada

Pendahuluan Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah al-quran sebagai sumber hukum yang pertama dan utama bagi umat Islam, jadi mempelajari hadis juga sama pentingnya dengan mempelajari al-quran. Dan banyak sekali isi hadis yang juga menjelaskan tentang al-quran, sehingga hadis dan al-quran tidak bisa dipisahkan. Pengertian hadis sendiri adalah segala yang disandarkan kepada nabi, baik dari segi perbuatan, perkataan, maupun ketetapan yang telah ditetapkan sendiri oleh nabi, jadi hadis adalah segala hal yang berkaitan dengan nabi yang dijadikan teladan oleh kita sebagai ummatnya. Dan hadis tersebut bisa sampai kepada kita melalui para sahabat yang meriwayatkannya, didalam ilmu hadis orang meriwayatkan hadis tersebut disebut perawi. Di dalam hadis banyak terdapat ilmu-ilmu yang membahas hadis dari segala aspek baik dari matan maupun sanad. Dan didalam mempelajari ilmu hadis kita bisa meneliti suatu hadis dari dua hal, yang pertama dari segi kualitas dan yang kedua dari segi kuantitas rawi, dari segi kualitas terdapat beberapa macam yaitu hadis sahih, maudhu'. Sedangkan dari segi kuantitas terdapat 2 macam, yaitu hadis muatawatir dan hadis ahad. Dalam pembahasan ini akan menjelaskan tentang hadis shahih dari segala aspek, yang bisa kita teliti tentang hadis sahih serta bagaimana pandangan para ulama tentang hadis sahih tersebut. Pengertian Hadis Sahih Secara lliteral, sahih berarti sehat, selamat, benar, sah dan sempurna. Antonim dari kata ini adalah saqim sakit. Dengan demikian, hadis sahih berarti hadis yang selamat, sehat, sah, atau sempurna. Menurut terminologi hadis sahih adalah hadis yang memiliki sanad yang bersambung kepada nabi SAW, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit, hingga akhir sanad nya dan tidak ada kejanggalan illat nya. Ada juga pengertian lain tentang lain tentang hadis Shahih yaitu yaitu lawan dari kata saqim sakit. Kata sahih juga telah menjadi kota kasa bahasa Indonesia dengan arti sah.; benar, sempurna sehat tiada segalanya; pasti1. Definisi diatas menjelaskan bahwa hadis sahih adalah hadis yang memenuhi kaidahkaidah keshohihan hadis, yaitu 1 Dr H Munzier Suparta ,Ilmu Hadis,JakartaRaja Grafindo,2010,
STRUKTURHADIS SANAD MATAN RAWI DAN MUKHARRIJ. A. SANAD Menurut bahasa, sanad berarti: sandaran,yang dapat dipegangi atau dipercayai,kaki bukit atau kaki gunung. Kaidah mayor merupakan kaidah induk dari kaidah kesahihan sanad dan matan suatu hadis , dan kemudian dari kaidah mayor tersebut memiliki syarat-syarat tersendiri , cabang-cabang
A. Sanad1. Pengertian Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah- As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulisالاِخْبَارُ عَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ“Berita tentang jalan matan”- Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَالِ الْمُوْصِلَةِ اِلىَ الْمَتْنِ“Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis.”Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung muttashil, maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan Contoh Sanadحدثنا عبد الله بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه قرأ فى المغرب الطور. رواه البخاري Artinya“memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-Thur pada salat maghrib.” HR. Al-BukhoriDari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad adalah dimulai dari haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada lafadz An biihi qaala, yang menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan dalam bentuk denah periwayatan hadits di atas .B. Matan1. PengertianKata matan menurut bahasa berarti ما ارتفع وصلب من الارض yang berarti tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya- Menurut Muhammad At Tahhan ما ينتهى اليه السند من الكلام“suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”- Menurut Ath Thibbi الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني“lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna”Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya,2. Contoh matanعن أم المؤمنين عا ئشة رضى الله عنها قالت قال رسول الله , من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. رواه متفق عليه“warta dari Ummu Al Mukminin, Aisyah ra., ujarnya Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’. ” Hr. Bukhori dan Muslim Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulai dengan من أحدث hingga lafadz فهو رد atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’.”C. MukharrijKata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il bentuk pelaku dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam Muslim dan begitu seterusnya. Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut disebutkan nama Al-Bukhari رواه البخاري yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telah mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-Bukhari dan Imam Tabaqat al-RuwwatSecara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan menurut istilah tabaqat ialah ;قوم تقاربوا في السن والاسناد أوفي الا سناد“Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja”Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikuta. Sahabat dengan berbagai Tabi’in senior seperti Sa’id bin Al-Musayyabc. Tabi’in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirind. Tabi’in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadahe. Tabi’in yunior seperti Al-A’masyf. Tabi’in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraijg. Tabi’i Tabi’in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsaurih. Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah i. Tabi’i Tabi’in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi’ij. Murid Tabi’i Tabi’in senior seperti Ahmad bin Hambalk. Murid Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhoril. Murid Tabi’i Tabi’in yunior seperti At-TirmidziDi antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah tabi’in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak. untuk memudahkan pemahaman tentang tabaqat al-ruwwah berikut ini akan dipaparkan denah thabaqat al-ruwwah menurut Al-AtsqalaniTABAQAT AL-RUWWAHMENURUT IBNU HAJAR AL-ATSQALANIE. Hadis Ali dan Nazil1. Pengertian Dari segi bahasa Ali ialah bentuk isim fa’il dari kata العلو = sesuatu yang tinggi , antonym dari lafadz النزول = rendah dan turun. An-Nazil berasal dari kata An-Nuzul. Tinggi dan rendah dapat berlaku pada suatu tempat atau pada status dan kedudukan. Sedangkan pengertian hadits Ali menurut para ahli hadis ialah; ما قل عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر“suatu hadis yang sedikit jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain”Sedangkan pengertian hadis Nazil menurut ahli hadis ialah; ما كثر عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر“suatu hadis yang banyak jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain”Dari pengertian diatas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan hadis Ali ialah hadis yang jumlah perawinya lebih sedikit, sedangkan yang dimaksud dengan hadis Nazil ialah hadis yang jumlah periwayatnya lebih banyak. Misalnya sanad suatu hadis mencapai 9 orang sementara sanad hadis lainnya hanya 7 atau 5 orang, tentu yang sanadnya hanya 7 atau 5 itu yang disebut dengan hadis Ali dan hadis yang sanadanya mencapai 9 orang yang disebut dengan hadis Macam-Macam Hadis AliHadis Ali dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut a. Ali mutlak, yaitu hadis yang lebih dekat para perawinya dalam sanad dengan Rasulullah karena lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama. Ali mutlak ini yang paling tinggi diantara macam-macam Ali apabila memiliki sanad yang Ali Nisbi, yaitu hadis yang dekat atau sedikit jumlah perawinya dalam sanad dengan sesuatu tertentu1 Dekat dengna salah seorang Imam Dekat dengan salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat dipedomani. Dalam hal ini ada beberapa macama Muwafaqah, yaitu jika melalui sanad Syaikh guru salah seorang penghimpun hadis kedalam kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun Badal, yaitu jika melalui sanad Syaikhnya Syaikh gurunya guru salah seorang penghimpun kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun Musawah, yaitu adanya persamaan jumlah isnad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad salah seorang penghimpun hadis ke dalam buku Mushafahah, yaitu persamaan jumlah para perawi dalam sanad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad murid salah seorang penghimpun kitab hadis. Dinamakan mushafahah karena pada umumnya kedua belah pihak antara perawi sebuah hadis dengan murid salah seorang penghimpun hadis tersebut berjabat Ali karena sebagian perawi meninggal terlebih dahulu. Terkadang didapatkan dua isnad yang sama jumlah para perawi dalam sanad, tetapi salah satu sanad terdapat sebagian perawi yang meninggal terlebih dahulu maka ia di hukumi Ali karena lebih dahulu mendengar. Misalnya dua orang perawi sama-sama mendengar suuatu hadis dari seorang Syaikh. Tetapi salah satunya telah mendengar sejak 60 tahun yang lalu sementara perawi yang satu lagi telah mendengar sejak 40 tahun yang lalu, jumlah perawi dalam sanad sama. Sanad pertama Ali karena lebih dahulu Macam-Macam NazilHadis Nazil dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut a. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada salah seorang Imam Hadisc. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada satu kitab hadis yang teranggapd. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang menerima dari seorang Syaikh yang kemudian meninggal, juga dari rawi lain yang menerima dari Syaikh Sanad yang di dalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang Syaikh, kemudian belakangan rawi itu menerima dari rawi lain yang juga mendengar dari Syaikh ulama menilai hadis Ali lebih utama dari pada hadis Nazil, karena ia lebih jauh dari kemungkinan-kemungkinan cacat. Tujuan ulama mutaqaddimin mengetahui Isnad Ali yang dekat dengan Rasulullah, karena sangat dimungkinkan sedikit kesalahan dibandingkan yang Contoh Hadisلا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه ووالده وولده والناس أجمعينF. Riwayah Al-Kabir An Ash-ShaghirYang dimaksud dengan Riwayah al-kabir an ash-shaghir, ialah periwayatan hadis dari seorang rawi yang lebih tua usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau yang lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang suatu hadis ada tiga macam yang istilah yaitu sanad Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis, matan suatu kalimat tempat berakhirnya sanad, dan isi pokok dari hadis tersebut serta mukharrij orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya. DAFTAR PUSTAKARahman. Fachur. Ikhtisar Mushthalahu’l Hadis. Bandung Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta Amzah. 2002Majid Khon. Abdul. Ulumul Hadis. Jakarta Aksara 2009
2Struktur hadits. 2.1 Sanad; 2.2 Matan; 3 Klasifikasi hadits. 3.1 Berdasarkan ujung sanad; 3.2 Berdasarkan keutuhan rantai/lapisan sanad; orang ini disebut mudawwin atau mukharrij. Sanad merupakan rangkaian seluruh penutur itu mulai dari mudawwin hingga mencapai Rasulullah. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID y4DfB4LhWidG_D7K0Fc7T-ZQ9Sij_9ht3PhM7r0uYf7XdpwkiIJH0w==
Awalsanad ialah orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits); orang ini disebut mudawwin atau mukharrij. Sanad merupakan rangkaian seluruh penutur itu mulai dari mudawwin hingga mencapai Rasulullah. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadits bersangkutan adalah

Secara umum, sebuah riwayat dapat dikatakan sebagai hadits manakala ia melengkapi setidaknya lima unsur penting berikut, yaitu rawi, sanad, mukharrij, shiyaghul ada’ dan matan hadits. Rawi adalah informan yang menyampaikan hadits dari Nabi Muhammad SAW yang terdiri atas sahabat, tabiin, tabit tabiin, dan adalah silsilah atau kumpulan rawi dari sahabat hingga orang terakhir yang meriwayatkannya. Mukharrij adalah rawi terakhir yang menuliskan riwayat yang ia dapat dalam sebuah catatan/karya ada’ adalah redaksi yang dipakai oleh seorang rawi dalam meriwayatkan sebuah hadits. Sedangkan matan adalah redaksi dari riwayat yang disampaikan oleh masing-masing rawi. Kelima unsur tersebut pada tahapan selanjutnya mempunyai kajian-kajian khusus yang nantinya akan mempengaruhi kualitas dari riwayat itu memudahkan pembaca, istilah-istilah tersebut bisa dilihat pada contoh hadits riwayat Imam Al-Bukhari berikut iniحَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ “Imam Al-Bukhari berkata, Musaddad telah bercerita kepada kami, ia berkata, Yahya telah bercerita kepada kami, dari Syu’bah, dari Qatadah, dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW.’ Dari Husain Al-Mu’allim, ia berkata, Qatadah telah bercerita kepada kami, dari Anas, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, Tidak sempurna iman salah seorang kalian sehingga ia mencintai saudaranya sama seperti ia mencintai dirinya sendiri.’’”Nama-nama seperti Musaddad, Yahya, Syu’bah, Qatadah, Husain Al-Mu’allim, dan Anas disebut dengan rawi atau informan silsilah atau rangkaian nama-nama rawi dari Musaddad hingga kepada Anas bin Malik disebut dengan sanad. Sanad inilah nantinya yang akan menentukan kualitas dari hadits ini apakah sahih, hasan, atau Al-Bukhari dalam hadits ini berstatus sebagai mukharrij atau rawi terakhir yang membukukan hadits ini dalam kitabnya sendiri yaitu Kitab Shahihul Bukhari. Nama-nama lain yang juga berstatus sebagai mukharrij dalam dunia hadits adalah Imam Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Anl-Nasa’i, Ibnu Majah, dan imam-imam ahli hadits yang masuk kategori shiyaghul ada’ dalam hadits di atas adalah lafadz-lafadz seperti haddatsana, an, qala, dan lain-lain. Redaksi-redaksi ini nantinya akan mempengaruhi kualitas sebuah sanad, khususnya dalam hal apakah sanad tersebut bersambung sampai kepada Nabi atau hadits pada hadits di atas adalah redaksi, “Tidak sempurna iman salah seorang kalian sehingga ia mencintai saudaranya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri.” Redaksi inilah yang nantinya akan diamalkan sebagai hadits Nabi, tentunya setelah menganalisa kualitas sanad-nya apakah berstatus sahih, hasan atau dhaif. Wallahu alam. Yunal Isra

.
  • idg2gkalzo.pages.dev/271
  • idg2gkalzo.pages.dev/92
  • idg2gkalzo.pages.dev/427
  • idg2gkalzo.pages.dev/382
  • idg2gkalzo.pages.dev/159
  • idg2gkalzo.pages.dev/466
  • idg2gkalzo.pages.dev/158
  • idg2gkalzo.pages.dev/193
  • struktur hadits sanad matan dan mukharrij